Jika sudah bisa membongkar dan menutupnya (memasangnya) kembali tanpa ada masalah, kemungkinan besar sebenarnya sudah mampu untuk memperbaiki sebuah rice-cooker, sebab bagi para pemula memang di situlah faktor kesulitan terbesarnya.
Bagian elektrik rice-cooker tidaklah terlalu rumit seperti di bawah:
Gambar di atas adalah skema elektrik salah satu tipe rice-cooker berikut magic-jar yang banyak beredar di pasaran.
Bagian elektrik terpenting dari rice-cooker adalah “leaf-switch”, sensor panas magnetik, dan “heating-element” (elemen pemanas).
Leaf-switch adalah saklar utama yang terkait dengan tuas/tangkai pemindah posisi “cook” (memasak) atau “warm” (menghangatkan). Apabila tangkai pemindah posisi ditekan ke bawah (posisi “cook”) maka kontak leaf-switch akan menyambungkan sumber AC 220V ke elemen pemanas untuk memasak (heating-element).
Elemen pemanas ini akan memanasi logam tempat duduk panci dengan panas yang tinggi. Panci nasi dari besi yang berisi beras dan air akan terpanasi pada bagian bawahnya, sementara itu sensor panas magnetik yang berada di tengah lubang logam tempat duduk panci akan menempel pada bagian bawah-tengah panci karena sifat kemagnetannya.
Sensor panas magnetik tertaut kepada ujung tangkai pemindah posisi. Dengan demikian tangkai pemindah posisi akan tetap pada posisinya selama sensor panas magnetik masih mempunyai medan magnet dan menempel di bagian bawah panci. Inilah saat-saat nasi sedang dimasak, Led1 menyala.
Setelah sekian waktu panci terpanasi dan begitu juga sensor panas magnetik yang menempel di bagian bawahnya maka air di dalam panci akan menyusut drastis, menandakan nasi sudah siap matang. Sensor panas magnetik akan mendapatkan limpahan panas yang lebih besar dari panci hingga hilang sifat kemagnetannya. Pada saat itulah tangkai pemindah posisi akan jatuh ke posisi bawah (posisi “warm”) karena sensor panas magnetik sudah tidak menempel lagi pada panci. Led2 akan menyala yang menandakan memasak telah selesai.
Pada posisi warm itu, tombol kecil yang ada pada leaf-switch tertekan oleh tangkai pemindah posisi yang jatuh ke bawah sehingga kontak pun berpindah sambungan. Kontak leaf-switch kini menyambungkan sumber AC 220V kepada elemen penghangat (warming-element). Namun di situ ada reed-relay (relay lidi) yang berada di dalam sebuah magnet silindris yang menempel pada sisi bagian dalam rice-cooker.
Akibat terkena panas pada tinggi tertentu magnet silindris ini akan kehilangan sifat kemagnetannya sehingga reed-relay memutus sambungan ke elemen penghangat. Nasi tidak dihangatkan apabila panas masih tinggi.
Setelah sekian waktu panci terpanasi dan begitu juga sensor panas magnetik yang menempel di bagian bawahnya maka air di dalam panci akan menyusut drastis, menandakan nasi sudah siap matang. Sensor panas magnetik akan mendapatkan limpahan panas yang lebih besar dari panci hingga hilang sifat kemagnetannya. Pada saat itulah tangkai pemindah posisi akan jatuh ke posisi bawah (posisi “warm”) karena sensor panas magnetik sudah tidak menempel lagi pada panci. Led2 akan menyala yang menandakan memasak telah selesai.
Pada posisi warm itu, tombol kecil yang ada pada leaf-switch tertekan oleh tangkai pemindah posisi yang jatuh ke bawah sehingga kontak pun berpindah sambungan. Kontak leaf-switch kini menyambungkan sumber AC 220V kepada elemen penghangat (warming-element). Namun di situ ada reed-relay (relay lidi) yang berada di dalam sebuah magnet silindris yang menempel pada sisi bagian dalam rice-cooker.
Akibat terkena panas pada tinggi tertentu magnet silindris ini akan kehilangan sifat kemagnetannya sehingga reed-relay memutus sambungan ke elemen penghangat. Nasi tidak dihangatkan apabila panas masih tinggi.
Apabila suhu telah turun hingga ke batas minimal tertentu, maka magnet silindris akan kembali mempunyai medan magnet yang cukup untuk menggerakkan kontak reed-relay menyambungkan tegangan AC 220V kepada elemen penghangat.
Penghangatan nasi baru mulai terjadi pada poin ini.